All images, credit, content and copyright by iQiyi
EPISODE 1 PART 3
Madengdeng mengendarai sepeda motor, berkeliling phuket dan sekitarnya dengan masih saja merekam dirinya sendiri, untuk motor sepertinya dia menyewanya.
Entah sedang merekam dirinya sendiri atau video call dengan pacarnya, yang jelas Madengdeng berbicara jika pasti saat ini mitien ingin memeluk dirinya dan lalu menyanyikan sebuah lagu. Madengdeng ini gajelas banget hahahahaha.
Ada seorang perempuan yang menarik perhatian Madengdeng, perempuan itu sedang berada di tempat orang menjual durian, Madengdeng yang saat itu sedang mengendarai sepeda motor, terpesona seketika.
Perempuan itu bernama Namu dan sekarang juga sedang tersenyum melihat kearah Madengdeng.
Karena terlalu terpesona, Madengdeng sampai tidak sadar laju sepeda motornya, dia baru sadar saat jarak antara dia dan toko buah sangat dekat, Namu dan Madengdeng sama-sama berteriak, apalagi motor yang dikendarai Madengdeng tidak bisa direm. Dengan durian di tangannya, Namu refleks melemparkannya kearah Madengdeng hingga mengenai kepalanya dan pingsan, sementara motornya dengan sempurna menabrak toko buah yang sekarang pedagangnya sudah marah-marah dan Namu berusaha menenangkannya.
Xiaoen masih berada di pinggir jalanan Phuket, sambil terus mencari jalan keluar agar sampai penginapannya, terlalu pusing dan tidak mendapatkan hasil baik setelah seharian berkeliling akhirnya Xiaoen menyerah dan memanggil taksi yang kebetulan sedang lewat.
Madengdeng baru sadar setelah matahari gelap, hari sudah malam dan pedagang buah di sampingnya masih marah-marah sambil membawa pisau, Madengdeng yang baru saja sadar langsung ketakutan dan Namu mencoba menenangkannya, dengan membawa daun pisang yang baru saja di potong-potong pedagang buah, Namu menjelaskan fungsinya bisa membuat orang yang sedang pingsan jadi cepat siuman.
Ternyata Namu ini orang Thailand yang bisa bahasa China jadi tidak sulit saat berkomunikasi dengan Madengdeng, dia sudah selama 4 tahun terakhir ini mempelajari bahasa China.
Namu meminta maaf karena sudah melemparkan buah durian hingga membuat Madengdeng pingsan, dia reflek saat itu.
Dengan lemas Madengdeng berjalan ke motornya, dan berusaha membenarkan posisi motornya, tapi pedagang buah itu mengira Madengdeng akan kabur, Madengdeng sama sekali tidak paham jadi meminta Namu untuk menjelaskan ke pedagang buah.
Kepada Madengdeng Namu menjelaskan kalo pedagangnya minta ganti rugi, dank arena Madengdeng pusing sebaiknya mereka pergi minum teh saja. Madengdeng sudah sangat senang, dia tidak perlu ganti rugi dan di akan dikasih teh pula, Namu kebingungan, pedagang buahnya juga kebingungan, sekali lagi Namu menjelaskan jika di China ‘minum teh’ artinya sama saja dengan membawa ke kantor polisi.
Madengdeng marah-marah dengan motornya, karena motor itu menyebabkan hal sulit, dia mana mau di bawa ke kantor polisi. Tidak selang berapa lama ada suara sirene polisi, dan pedagang buah terlihat tersenyum.
Linyuan sampai di penginapan, dia langsung mengirinkan voice note ke Madengdeng, mengabarkan kalo dia sudah sampai di tempat pijat yang Madengdeng bilang. Linyuan akan mengirimkan alamatnya dan meminta bertemu disana. Setelah itu Linyuan masuk kedalam penginapan.
Sebuah taksi berhenti tidak lama setelah Linyuan masuk, dari taksi itu Xiaoen keluar, memastikan sekali lagi bahwa itu memang tempat yang di maksud. Baru setelah itu Xiaoen masuk kedalam.
Di pintu masuk Xiaoen di sapa oleh 2 pelayan penginapan, dia menyerahkan pasportnya tapi di tolak, lalu menyerahkan tanda pengenalnya sebagai peserta olimpiade matematika, special guest sean dari China. Setelah itu pelayan menunjukakkan jalannya.
Pelayan itu ghibahin Xiaoen waktu mereka sedang jalan, pasti Xiaoen ini orang kaya dan dapet bonus banyak, mereka juga akan berusaha pura-pura tidak bisa bahasa inggris dan menjerumuskan Xiaoen ke kamar VIP.
Benar saja, Xiaoen sama sekali tidak paham saat diajak bicara dan langsung ditunjukkan jalan ke kamar VIP.
Linyuan sedang di pijat dan sepertinya sangat menikmati itu, mbak-mbak yang mijat bilang kalo habis ini ada lagi yang bakal mijat dan menyuruh Linyuan menunggu, sambil menunggu mbak-mbak selanjutnya datang, Linyuan mengambil minuman yang di sediakan dan keluar.
Seorang pelayan penginapan menunjukkan tempat tidur Xiaoen, setelah masuk Xiaoen menaruh bunga ucapan selamat datang, yang sayangnnya di kamar itu juga sudah ada bunganya, bahkan televisi juga sudah menyala, tapi karena terlalu bahagia Xiaoen tidak memperhatikan hal itu, dia gerah dan langsung lepas baju dan celananya, bersiap untuk mandi.
Btw ini tuh bukan hotel, lebih tepatnya tempat pijat, kaya spa gitu.
Linyuan berkeliling sampai taman belakang, dan duduk di salah satu kursi, dia mengirim voice note ke Madengdeng yang tidak datang-datang juga.
Bosan mau ngapain, akhirnya Linyuan merekam dirinya, menyapa Zhouyang yang, apa dia sedang bekerja, Linyuan menceritakan harinya, seperti dia yang hari ini mengambil ratusan foto, minum 4 botol bir, makan dua kepiting besar dan banyak lagi.
Sementara Xiaoen sekarang sedang berendam, waktu dia lagi nenggelemin semua badannya, Linyuan lewat, untung nggak liat Xiaoen. Ini gimanasih ceritanya, kok sampe bisa kayak gini wkwkwkwkwk absurd banget. Kok bisa lwat sih.
Dengan rekaman masih menyala, Linyuan tiduran di tempat tidur, di meletakkan ponselnya di meja dan tertidur.
Habis mandi Xiaoen tanpa pake baju, tanpa liat kanan kiri, dia Cuma make handuk buat kepalanya, dan masih dengan handuk yang Cuma setengah badan, Xiaoen langsung bobok, sementara di sampingnya ada Linyuan yang udah tidur tapi kayaknya belum pules.
Dalam tidurnya Linyuan bergumam, kenapa pelayannya lama banget. Dan beberapa detik kemudian Xiaoen membuka matanya, sepertinya dia lagi berpikir, dengan takut dia menghadap ke sampingnya dan menemukan ada orang lain disana, Xiaoen berteriak yang membuat Linyuan juga berteriak, HANDUKNYA Xiaoen lepaaas Allahu akbar.
Linyuan makin berteriak, dan langsung memalingkan wajahnya, menangis dan melempari Xiaoen dengan bantal, dengan cepat Xiaoen menutupi bagian bawahnya dengan bantal kecil.
MBAK-MBAKNYA TIBA-TIBA MASUK WOY, DIA IKUT TERIAKK, ASTAGFIRULLAH.
Sumpah ya itu mereka teriak semua dengan kepanikan masing-masing. Linyuan nangis wkwkkwkwkw
Madengdeng dan Namu dibawa ke kantor polisi, Linyuan dan Xiaoen juga di paksa ikut ke polisi.
Setelah kamar yang habis ada tragedy itu, televisi yang menyala sedang mengabarkan jika olimpiade matematika yang diadakan di hotel Shenbala (bukan sawadee Xiaoen huhuhu) akan di mulai hari ini, dan peserta terkenal yang jenius matematika Xiaoen yang berada di luar negeri selama 12 tahun belum datang sampai sekarang, yaiyalah mbak, orangnya baru aja dibawa ke kantor polisi itu huhuhu.