All Images, credit, content and copyright by iQiyi
EPISODE 1 PART 4
Di kantor polisi, Madengdeng yang sedari siang belum makan jadi merasa lapar saat melihat ada seorang polisi yang sedang makan, polisi itu lalu meminta polisi yang lain untuk meangangani kasus Madengdeng, memintanya untuk menjelaskan duduk permasalahannya.
Namu kembali meminta maaf kepada Madengdeng, dia sudah membuatnya berada di situasi ini. Madengdeng tidak mempermasalahkan hal itu, dia lebih tertarik dengan makanan yang sedang di makan oleh petugas polisi itu, dia bertanya nama makanannya apa, Namu menjelaskan jika makanan itu di China biasa disebut kari merah, mendengar penjelasan Namu membuat Madengdeng merasa Namu harus memperbaiki tatanan bahasanya, Namu harus datang ke China untuk belajar agar tatanan bahasanya benar.
Madengdeng mengatakan jika Namu ke China, dia akan mengajak Namu makan nasi goreng telur. Namu sangat senang sekali mendengarnya.
Tidak lama Xiaoen dan Linyuan datang, Madengdeng dan Linyuan sama-sama terkejut, hal itu membuat mereka saling tertawa, menertawakan situasi ini. Linyuan duduk bersama Namu dan Madengdeng, sementara Xiaoen di bawa petugas.
Madengdeng dan Linyuan berisik saling bercerita, menanyakan ada apa dan kenapa, sampai-sampai mereka di tegur petugas di suruh diam.
Barang bukti di polisi ada 2 kamera, satu milik Xiaoen dan yang satunya milik preman yang baru saja di bawa ke kantor polisi ini. 2 kamera itu sama persis, saat petugas itu di panggil, satu kamera diletakkan di bawah tas. Entah punya siapa yang di bawah tas itu.
Linyuan menghubungi kakaknya, dia mengatakan jika dirinya sedang berada di kantor polisi Thailand, dan ingin meminta tolong pada kakaknya.
Linfang : “Linyuan, kakak juga punya masalah penting. Kakak akan menjadi tunawisma. Setidaknya masalahmu hanya dikantor polisi. Tapi dibandingkan dengan masalah kakak, masalahmu belum terlalu penting. Gunung tinggi, air mengalir jauh. Kita berdua harus mengurus diri kita sendiri.”
Lalu kakaknya menutup telponnya, Linyuan benar-benar bingung dengan apa yang kakaknya katakan, dan sekarang petugas sudah memanggilnya.
Wkwkwkkw keluarga macem apasih yang adek dan anaknya lagi di kantor polisi tapi nggak peduli gini.
Dirumahnya Linfang sedang dimarahi, rumahnya hilang, mobilnya juga hilang sepertinya Linfang habis kena tipu dan semua asetnya hilang karena hal itu.
Jika ibunya bukan aset yang dia pikirkan, tapi lebih kepada hubungan kepada Huang Xiaowei, tapi sayangnya mereka sudah putus, pacarnya kembali ke amerika. Ada seorang wanita yang datang ditengah-tengah obrolan mereka, tapi Linfang tidak melihatnya.
Saat Zhao Linfang berbalik kebelakang, dia terkejut karena tiba-tiba ada seorang wanita disana.
Ibu : “Linfang, sekarang dengarkan ibu. Kau sudah tidak punya apa-apa, kau juga datang kembali untuk tinggal disini? Tidak apa-apa. Ayahmu dan aku tidak memiliki keluhan. Orang ini yang akan aku jodohkan denganmu. Kau harus berbicara dengannya.
Btw ceweknya ini yang kerja di caffe, yang waktu itu naik motornya Yilun.
Linyuan dan petugas kesulitan berkomunikasi karena perbedaan bahasa, tanya A dijawab B, tanya B di jawab C, ya begitulah intinya mereka tidak menemukan titik terang. Bahkan menjelaskan dengan bahasa tubuhpun percuma.
Di kusinya Madengdeng hanya tertawa geli melihat interaksi keduanya. Bahkan mengunakan bahasa inggris yang terbatas pun percuma, sama sekali tidak bisa di cerna kedua bahasa mereka.
Akhirnya namu menawarkan diri sebagai penerjemah diantara mereka.
Linyuan : “Aku tidak tau kapan, tapi orang itu masuk ke dalam kamarku.”
Namu : “Oh, saya pikir maksudnya itu. Ada serigala. Yang naik ketempat tidurnya.”
Linyuan : “Jadi secara spontan ikan berteriak karena terkejut. Serigala berbaring disampingku di tempat tidur ( ikan dan serigala perumpamaan Linyuan dan Xiaoen). Dia melompat seperti burung ketakutan dari kasurku (burung maksudnya Xiaoen) . jika singa tidak mengaum, orang berpikir yang ‘hello kitty’. (maksudnya jika aku tidak berteriak, pria itu bisa melecehkanku). “
Namu berpikir sebentar lalu menjelaskannya pada petugas.
Namu : “jadi gini, ada singa yang tampak seperti ‘hello kitty’ mengaum. Semut jadi takut.”
WKWKWKWKW petugasnya bingung, aku yang baca translatenya aja udah ngakak, Ya Allah ribet amat.
Linyuan : “Lihat, pria itu berusaha menakut-nakutiku dengan tubuhnya yang bugil. Jadi rencanaku berteriak untuk menangkapnya. Saat ini, pria itu mencoba menjadi kelinci putih kecil, seolah-olah saya yang bersalah. Karena kami berteriak dan bertengkar, pemijat perempuan datang. Teriakan keras, dia hendak menutupi burungnya saat handuknya jatuh, lalu staff perempuan datang. Aku juga heran kenapa spa kelas tinggi seperti itu, membiarkan sembarangan orang masuk dengan mudah. Terjemahkan.”
Namu yang bingung mencoba menjelaskan.
Namu : “ikan gurame melompati mereka ke gerbang naga, burung mengangkat senapan, mesiu yang tidak cukup kuat. Jasi berubah menjadi meriam besar. Meletakkan kelici ke meriam untuk menembak. Hmm benar begitu.
Petugas marah, sebenarnya mereka ini dari tadi ngomongin apa. Jadi semua cerita itu ada kaitan apa dengan tempat spa. Klimaksnya polisinya beneran marah wkwkwkw langsung minta Linyuan di borgol aja dan di kasih surat pengakuan agar ditanda tangani.
Seorang polisi keluar dengan berteriak senang, kasus pembunuhan besar, 4/15 kamar rahasia dapat di pecahkan oleh Xiaoen.
Setelah itu Linyuan di paksa ikut petugas, saat lewat di depan ruangan Xiaoen, Linyuan dapat melihat Xiaoen yang sedang dengan sengaja mengejeknya.
Semua petugas polisi sangat berterima kasih kepada Xiaoen karena kasus itu dapat terselesaikan dengan cepat, salah seorang petugas meminta Xiaoen yang akan pergi untuk menunggu sebentar, lalu masuk kedalam dan mengambil kamera yang ada di meja, lalu setelah kembali dia memberikan kamera itu pada Xiaoen.
Sebelum pergi, Xiaoen merasa ada yang aneh dengan kameranya, dia melihatnya berkali-kali, tapi tidak tau dimana letak kejanggalan yang dia rasakan.
Linyuan, Namu dan Madengdeng akhirnya ditahan di sel. Madengdeng terus menyesal, dia sangat kesal seharusnya dia bisa update story tentang liburannya agar Miatian bisa liat. Linyuan menegurnya, jika Miatian tau Madengdeng di Thailand pdkt sama cewek Thailand, mana bisa dia memaafkan Madengdeng.
Kata-katanya itu membuat Linyuan jadi ingat, mereka belum kenalan, jadi dia menanyakan nama Namu.
Namu : “Namaku Namufaketsoonkazayin.”
Madengdeng : “Linyuan, kamu dilecehkan secara seksual oleh pria cerdas. Ini hal yang sangat luar biasa tetapi dapat di lupakan. Tapi kau masih belum dewasa.”
Meracau tidak jelas, Madengdeng kembali menangis ingin keluar dari sana.
Linyuan di kamarnya, dan dari luar ayahnya memanggil, memintanya untuk keluar karena Ayah bawa banyak kepiting besar, Linyuan mengeluh jika di Thailand dia makan begitu banyak seafood hingga rasanya ingin muntah, dia tidak ingin makan.
Linyuan sedang membaca sebuah artikel tentang siswa asing Sembilan belas tahun China matematikawan yang memecahkan kasus untuk kepolisian Thailand, nama Xiaoen tidak tertulis di sana, tapi Linyuan jelas tau jika itu pria mesum yang ada di tempat spa. Melihat hal itu Linyuan masih merasa kesal saja.