Pengumuman

Untuk sementara Enamhari akan libur update dulu ya, untuk berapa lamanya belum tau. Semoga secepatnya bisa kembali update sinopsis lagi ya. :)

Les Bahasa Korea Online

✔️Materi dasar
✔️sistem via chat wa, materi-soal-kerjakan-koreksi
✔️tidak ada waktu2 tertentu karna aku yg akan menyesuaikan waktu kamu
✔️les bisa dimulai setelah menyerahkan bukti tf
✔️50k/bln.

*kalo ada yg ditanyakan bisa wa ke 085852727245

Terima kasih ❤️

SINOPSIS GHOSTDERELLA EPS 2

March 06, 2019


Seperti di kilasan kejadian saat Minah bernarasi, laki-laki itu baru saja tertabrak dan dia membuka mata, mulai memaksa berjalan dengan gontai, dia terus berjalan dan tidak tau mana arah dan tujuannya, meninggalkan sepasang sepatunya di tempat tadi.

Laki-laki itu bernama Jinso



Dia terus berjalan tanpa arah dan melihat banyak orang yang berlalu lalang namun hanya melewatinya. Takut pada keramaian akhirnya dia berhenti di salah satu jalan yang sepi dan merenungi apa yang sedang terjadi padanya.



Lalu ada seorang laki-laki lain yang melewatinya, menoleh sebentar ke arahnya lalu menatap lurus kedepan dan jalan lagi.



Jinso  ragu memanggilnya namun pada akhirnya memberanikan diri untuk memanggilnya juga, laki-laki yang jalan tadi akhirnya berhenti dan menoleh, dia marah karena di panggil tidak sopan oleh Jinso.

“Aku?”

“Ya, kau memanggilku. Tidak ada orang lain selain kau di sini.”

Jinso tersenyum dengan lega, dia sangat bersyukur karena dari tadi dia mengira dirinya sudah meninggal.



Seorang pejalan kaki leewat di sana dan melewati laki-laki itu begitu saja, menembus, pejalan kaki yang sedang bertelepon itu merasa merinding ketika berjalan diantara mereka, lalu melanjutkan jalannya lagi.



Jinso benar-benar kebingungan ketika melihatnya, otaknya sedang mencerna apa yang baru saja dia lihat dengan mata kepalanya sendiri.

“Kau sudah meninggal. Saya sama sepertimu.”

Jinso benar-benar sangat takut mendengar fakta itu, dia sangat kalut.




Mereka berdua akhirnya duduk dan membicarakan masalah Jinso

“Lalu.. namamu, umurmu dan alasan kau meninggal, tidak dapat kau mengingatnya?”

“Iya. Ketika aku meninggal, apakah kehilangan ingatan juga?”

“Tidak. Itu bukan hal yang umum.”

“Apa kau telah berbuat sebuah dosa atau sesuatu?”

Jinso yang di beri pertanyaan seperti itu semakin, tapi dia masih sempat-sempatnya bertanya kenapa laki-laki di sampingnya menggunakan bahasa yang sangat kasar ketika berbicara padanya.

“Hei, aku tidak seperti itu tapi aku 300 tahun lebih tua darimu. Jangan macam-macam denganku, brengsek.”

Laki-laki itu  pergi tiba-tiba pergi dan Jinso mengikutinya.



Mereka jalan di sepanjang lorong yang panjang, Jinso bertanya kemana dirinya akan pergi apakah surga atau neraka.tapi laki-laki itu tidak tau karena Jinso tanpa alas kaki yang artinya Jinso tidak bisa pergi ke pertengahan surga, pertengahan surge sendiri yang di maksud adalah Reinkarnasi, tempat dimana orang menunggu 49 hari untuk persidangan. Jadi karena hal itu dia tidak tau kemana Jinso akan masuk.

“Apa yang salah dengan tanpa alas kaki”

Laki-laki itu mengeluh karena Jinso tidak memahaminya juga, dia kembali menjelaskan secara singkatnya jika hantu tidak seperti Jinso dengan tanpa alas kaki, sederhananya dia tidak memiliki status apapun dan saat kelak Jinso di adili mereka memerlukan stastus itu baru setelah itu mereka memeriksa semua perbuatan selama hidup Jinso, dan baru mereka bisa memutuskan kemana Jinso harus pergi, entah surge atau neraka.

“Jadi aku harus tinggal di sini?”

“Tidak. Kau akan di musnahkan.”

Jinso tidak menginginkan hal itu, dia harus melakukan sesuatu. Laki-laki itu memberi saran agar Jinso harus menemukan tubuhnya tapi Jinso tidak tau bagaimana caranya.

“Aku tidak bisa membantumu lagi. Tapi ada seseorang yang dapat membantumu.”



“Ada seorang gadis. Aku pernah mendengar dia bisa membantu hantu-hantu penasaran. Dia sendirian di rumah atap selama bertahun-tahun. dia menutup diri dari dunia luar.”

Laki-laki itu menceritakan tentang Minah kepada Jinso, namun Jinso terlalu takut dan kalo bisa selain gadis itu, namun laki-laki itu hanya menyarankan itu, mau atau tidak itu terserah Jinso, dia tidak peduli juga. Akhirnya karena tidak ada pilihan lain Jinso menerimanya.



“Bagaimana bisa ke sana?”

“Tepat di depan, naik bus no. 478. Kau tidak perlu kesana.”

“Dengan bus? Seharusnya hantu terbang atau teleportasi, kan?”

Laki-laki itu menertawakan Jinso bagaimanapun transportasi umum baginya yang terbaik terutama kendaraan pribadi. Melihat wajah Jinso yang ngenes dan makin bingung laki-laki itu menyarankan agar jangan menabrak orang.

Jinso berjanji kalo laki-laki itu menemani dia ke rumah gadis itu maka dia tidak akan menganggunya lagi, dan laki-laki itu menerima tawarannya.



Mereka sampai di depan rumah Minah saat matahari sudah naik, laki-laki itu menunjuk sebuah rumah atap. Jinso benar-benar sangat berterima kasih, dia tersenyum dan mengatakan tidak akan melupakan kebaikan laki-laki itu, namun laki-laki itu membalasnya dengan sarkasme, memangnya Jinso manusia sampai tau apa itu kebaikan, hmm sekarangkan Jinso sudah jadi hantu ya.

Jinso tidak memperdulikan perkataan laki-laki itu, yang dia tau sekarang dirinya sedang bahagia.

Sebelum benar-benar pergi laki-laki itu menatap rumah Minah dan meminta maaf, dia  bilang ini yang terbaik untuknya juga. Kita harus menyelamatkan seseorang yang hidupnya masih berlanjut.




Sampainya di sana, Jinso langsung naik ke lantai atas, dia tidak tau harus berbuat apa, mengetok pintu atau bagaimana dia tidak tau. Akhinya Jinso mengintip melalui jendela, melihat Minah yang sedang berdoa untuk kedua arwah hantunya.


Setelah semua ritual Minah selesai baru mereka bisa makan, kaya yang dibahas di episode sebelumnya ya.

Junso merasa di bohongi dengan laki-laki itu, dia pikir tidak akan ada hantu-hantu lainnya dari luar Jinso melihat makanan sebanyak itu jadi ikut lapar. Saat jenderal Lee menoleh dan Jinso langsung bersembuyi.



Saat ada kurir yang datang, jinso langsung bersembunyi di dekat tumpukan sampah, padahal tanpa bersembunyi Jinso sudah tidak akan terlihat bukan.


Dari siang sampai malem Jinso tidak tau bagainama dia bisa masuk, berkali-kali Jinso takut salah kalo-kalo dia agan selamanya gentayangan.



Seperti yang sudah kita tau, Jinso ada disana saat Minah akan mengambil paketannya sehingga membuat Minah terkejut dan takut.
 Setelah melihat wajah Jinso, Minah langsung berdiri, bersiaga. Tidak lama Jenderal Lee dan Walmae juga datang.





Jenderal Lee di depan rumah sedang mengintrogasi Jinso, berani sekali Jinso datang kesana. Dengan takut Jinso menjelaskan kalo dia ingin menemui Minah.

“Sepertinya kau baru saja menjadi hantu. Kenapa kau ada di sini? Tidak mungkin.. kau bertemu Heo, orang tua itu?”

Jenderal Lee meminta Jinso memberitahu Heo untuk jangan lagi mencoba melakukan trik apapun. Jenderal Lee  tidak tau kenapa Jinso menjadi hantu penasaran, tapi dia meminta Jinso untuk jangan datang kesini lagi.

“tolong, aku bahkan tidak tau siapa diriku. Aku mendengar di sini bisa membantu menuju surge.
Aku tidak mau menghilang begitu saja.”

Jenderal Lee marah dan mengeluarkan pedangnya y.ang memancarkan cahaya hijau, baginya itu bukan urusannya dan meminta Jinso untuk secepatnya pergi dari sana.



Setelah kejadian tadi Minah jadi banyak melamun, memikirkan tentang hantu baru itu, sementara Walmae mengamati hantu itu melalui jendela.

“Dia hantu ternyata. Kupikir dia adalah manusia.”

“Apakah itu penting bagimu, hantu atau manusia? Dia pria tampan pertama dalam 300 tahun terakhir dan memiliki wajah yang genius. Oh, dia tanpa alas kaki.”



Jinso di luar hanya duduk meringkuk sendirian, terlalu bingung harus bagaimana. Saat itu Walmae keluar menghampirinya, membuatnya terkejut sekaligus takut, padahal sama-sama hantu ya tapi Jinso masih takut aja.

“Oke aku akan pergi. Tapi aku tidak tau harus kemana. Aku benar-benar minta maaf, aku akan pergi.”

Walmae mendekat, dia tersenyum penuh arti lalu bertanya..

“Apakah kau mau bergabung denganku?”




Artikel Terkait

Latest
Previous Article
Next Post »
Penulisan markup di komentar
  • Untuk menulis huruf bold gunakan <strong></strong> atau <b></b>.
  • Untuk menulis huruf italic gunakan <em></em> atau <i></i>.
  • Untuk menulis huruf underline gunakan <u></u>.
  • Untuk menulis huruf strikethrought gunakan <strike></strike>.
  • Untuk menulis kode HTML gunakan <code></code> atau <pre></pre> atau <pre><code></code></pre>, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.

Disqus
Tambahkan komentar Anda

2 comments