Setelah Xiaoen merasa aman di lab biologi sayangnya saat itu ada sebuah seangga yang menganggunya di tambah seseorang yang tiba-tiba masuk dan membuat matanya kemasukan serangga.
Linyuan saat itu masuk dengan cueknya dan langsung menaruh tugasnya ke meja, tanpa memperhatikan adanya Xiaoen.
Sementara Xiaoen yang matanya sakit langsung mencari air dan Linyuan yang sadar itu dengan panic langsung mengambil salah satu botol di lab biologi dan memberikannya pada Xiaoen.
Xiaoen dan Linyuan diam sebentar saat air itu di siramkan, Linyuan mencoba untuk mencium bau botol itu yang kayaknya dari warnanya itu adalah air seni, Xiaoen langsung jijik membasuh wajahnya dengan air bersih yang ada di kran. Dan Linyuan tertawa merasa itu lucu dengan sambil meminta maaf karena dia tidak tau. Xiaoen melihat botol itu dan marah melihat kea rah Linyuan.
Saat melihat wajah Linyuan dengan jelas, Xiaoen langsung meminta Linyuan jaga jarak darinya. Merasa aneh Linyuan juga merasa seperti mengenal orang di depannya.
Linyuan : “Hei, itu kau kan?”
Xiaoen mulai meredakan emosinya dan menjawab dengan pelan kalo itu bukan dia, bahkan saat Linyuan memntanya berbalik agar dia bisa melihat wajahnya, Xiaoen malah membuat muka jelek menghadap Linyuan. Sambil mengingat-ingat Linyuan ingat kalo orang di depannya ini Yang Xiao anak yang pandai matematika.
Mendengar hal itu Xiaoen lega, dia tersenyum kearah Linyuan dan membenarkan kalo namanya adalah Xiaoen bukan Yang Xiao, tapi senyum Xiaoen itulah yang membuat Linyuan teringat dengan orang yang dia temui di Thailand, tapi Linyuan ragu, ah masak iya dia orang yang sama tapi dia memang terlihat tidak asing baginya dan kepribadiannya sangat berbeda.
Xiaoen langsung membuang mukanya lagi, dia bilang pasti itu bukan dirinya dan Linyuan mengatakan kalo dia belum menyebut siapa orangnya wkwwkww.
Linyuan : “Itu kau kan?”
Antara keberuntungan dan kesialan bagi Xiaoen saat mendengar suara pintu di kunci dari luar, beruntung karena itu dapat mengalihkan perhatian Linyuan dan sialnya mereka menjadi terjebak di lab biologi.
Mereka langsung panic mendekat ke pintu, berusaha memanggil orang yang di luar dan mencoba sekuat tenaga membuka pintunya tapi tidak bisa, nihil apalagi dari speaker pengumuman kalo bagian kampus akan di tutup, mahasiswa dan dosen di minta untuk segera menyelesaikan urusan mereka di kampus, dan bagian yang di tutup adalah ruangan kelas instruksi, seni departemen, pelatihan tari dan termasuk lab biologi.
Xiaoen langsung mengecek ponselnya, sial batreinya habis sedangkan Linyuan sadar kalo ponselnya ada di asrama.
Di tengah paniknya mereka Linyuan masih saja menanyakan hal yang tadi dan itu membuat Xiaoen makin marah dan menegaskan kalo itu bukan dirinya. Dia ngambek lalu duduk.
Setelah beberapa lama terjebak di sana Xiaoen mulai mencari jalan keluar dengan menggunakan rumus matematika, dia mengambar sebuah kubus symbol dari ruangan tersebut. Linyuan yang penasaran mencoba untuk mendekat dan bertanya tapi kata Xiaoen walaupun dia jelaskan Linyuan tidak akan memahaminya jadi tidak perlu membuah energy dan hemat saja IQnya.
Linyuan bertanya kenapa dengan Xiaoen, kenapa dia terlihat seperti musuh pribadinya, tapi Linyuan masih ragu dan lagi-lagi Xiaoen lega karena hal itu.
Mengetahui Xiaoen lagi berhitung biar bisa keluar dari sana membuat Linyuan nggak mau ambil pusing, biar ngitung aja sendiri dia mah nggak mau tinggal di sana terus.
Linyuan mengambil alat pel di pojokan, dia memberitahu Xiaoen kalo mereka bisa keluar lewat jendela dia atas. Xiaoen menatap tidak yakin sampai akhirnya Linyuan memecahkan kaca jendela dan membuat mereka langsung melindungi diri mereka.
Xiaoen mengendong Linyuan di atas pundaknya, cara ini agar Linyuan bisa menyentuh jedela dan keluar dari sana tapi karena ketidak seimbangan Linyuan jatuh, untung langsung di tangkap Xiaoen.
Kejadian yang secara tiba-tiba dan jarak keduanya membuat mereka saling menatap untuk beberapa waktu, Xiaoen mengingat bagaimana wajah terkejut Linyuan di pesawat, wajah Linyuan saat tersenyum di kelas, dan cara menatap Linyuan.
Xiaoen kayaknya mulai terbawa perasaan, dia sampai nutup matanya gitu dan Linyuan tersenyum geli lalu mengatakan apa Xiaoen sedang mencoba untuk merayunya, perkataan Linyuan itu sempurna membuat Xiaoen tersadar dan langsung menjatuhkan Linyuan dalam gendongannya. Linyuan bilang kalo yang tadi dia katakana hanya bercanda kok.
Dari sore sampai malam mereka mencari cara agar bisa keluar dari lab biologi.
Linfang baru saja pulang dan dia mendengar suara-suara aneh lagi di rumahnya, dan kali ini suara itu berasal daei lemari rumahnya. Ada sebuah lemari berwarna putih yang dimana terdapat sebuah gembok, untuk gembok itu tidak di kunci.
Linfang mendengarkan suara aneh itu, lalu dengan hati-hati membuka lemari itu, tidak ada yang aneh, kecuali fakta bahwa di dalam lemari itu ada pintu lagi.
Saat Linfang membukanya dia terkejut, itu adalah sebuah kamar dan yang paling membuatnya terkejud disana Zhang Xiaoti sedang ngedance nggak jelas sambil dengerin music dengan headphonenya.
Zhang Xiaoti baru sadar kalo sedari tadi Linfang ada di sana saat dia berbalik.
Linfang jelas memarahi Zhang Xiaoti, dia sangat keberatan uang sewa 5 ribu perbulan tapi ternyata tempatnya di tempati berdua. Tapi itu bukan sewa bersama itu sebenarnya rumah Zhang Xiaoti, dia hanya menyewakan ruangannya, secara keseluruhan itu luasnya 120 meter persegi. Tapi Linfang tetap tidak bisa terima, dia akan menambahkan uang sewanya dengan syarat Zhang Xiaoti keluar dari sana. Sementara Zhang Xiaoti juga tidak bisa melakukannya, dia harus membayar listrik, air dan tagihan yang lainnya.
Saat ditanya apa Zhang Xiaoti butuh uang banyak, dia membenarkannya. Linfang menghela nafas dengan kasar, semakin bingung mencari jalan tengahnya.
Sekarang Linyuan sudah pulang dan sedang di obati lengannya yang terkena kaca tadi, dia sudah ada di asrama dan sedang bersama Namu. Melihat perhatian namu malah membuat Linyuan teringat Zhaoyang, dulu sekali Zhaoyang pernah mengobati lengannya yang luka.
Namu kembali ke tempat tidurnya yang di atas tempat tidur Linyuan, namun terlihat jelas dia sangat khawatir karena melihat wajah murung Linyuan.
Linyuan mengambil ponselnya, namun teringat kebali saat dulu dia menelpon Zhaoyang dia sangat bahagia awalnya, sampai pada akhirnya Zhaoyang mengatakan selamat tinggal, Linfang saat itu masuk ke kamar adik perempuannya itu.
Linfang lagi-lagi mengingatkan Linyuan, dan Linyuan yang mulai berkaca-kaca langsung menyuruh kakaknya keluar lalu menutup pintunya, di depan pintu kamar Linyuan, Linfang terlihat sangat menyesal sementara Linyuan sudah sepenuhnya menangis.
Dan hari ini Linyuang kembali menatap kontak Zhaoyang, setelah beberapa detik hanya melihatnya dengan nanar dia menghubungi lagi nomer itu. Lagi-lagi tidak ada jawaban, Linyuan kembali menangis mala mini.
Teringat saat dulu Zhaoyang mengobati lukanya dan demi waktu yang sedikit lebih lama dengan Zhaoyang dia mengabaikan panggilan kakaknya yang bertanya apa Linyuan ada di kamar dan memberitahu dari tadi ayah dan ibu sedang mencarinya.
Saat Zhaoyang ingin mengatakan mereka ada disana Linyuan langsung membekap mulutnya dan memberikan alasan itu.
Dan hari saat Zhaoyang menemuinya lalu mengatakan kalo dirinya tidak bisa mencintai Linyuan.
Linyuan : “Mengapa kau tidak bisa mencintaiku?”
Linyuan benar-benar sangat sedih mengingat kenangannya itu.
Di rumahnya, Xioaen mengobati lukanya sendiri dan dia kembali teringat saat Linyuan mengenalinya sebagai Xiao Yang atau Linyuan yang bertanya apa dia sedang merayu Linyuan saat itu, mengingatnya membuat Xiaoen kesal lagi, hal ini tidak bisa di biakan terlalu lama, bisa berbahaya dan Linyuan harus menjauh darinya mulai sekarang.
Setelah kesal, Xiaoen langsung mengambil foto selfienya, berniat untuk tidur.
Setelah hasil fotonya keluar, Xiaoen seperti mendapat kilatan-kilatan masalalu, seseorang yang sedang di hipnoteraphy, monitor yang menunjukkan hasil kesehatan seseorang.
Xiaoen melihat hasil fotonya dan memperhatikan sekeliling rumahnya.
Xiaoen : “Tempat ini dimana?”