All images credit and content copyright by Channel A
Hi haloo, ketemu lagi di episode 4 hahahaha, jadi Enam hari sama Lila Simanis udah sepakat buat bikin sinopsis Coffe Please ini menjadi 4 part, jadi jangan kaget ya.
Oh iya Enam Hari mau ngucapin selamat buat Lila Simanis, akhirnya adsensenya disetujui juga setelah ribet banget, perjuangannya keren sih, akhirnya yaa. Enam Hari juga sekarang lagi di posisi ribet gara-gara adsense huhu, semoga segera menyusul di setujui adsensenya.
Lagi sedih drama kesayangan udah tamat, Priest udah tamat dan endingnya nggak mengecewakan kaya drama yang onoh si wkwkwkw, kalo MOA tamat langsung jadi trending topic di twitter, ya taulah writer-nimnya masa bodo sama ending.
Lah napa jadi bahas MOA kan, Priest beneran episode terakhir bikin nangis, tapi aku lebih suka Somin jadi jahat sih wkwkwkwk dia lebih keliatan ganteng gitu, endingnya standarlah. Belum bisa bikin kangen dramanya.
Yaudah kita langsung ke episode 4 aja yaa, cuss.
EPISODE 4 PART 1
Goeun langsung kabur secepat mungkin sebelum kafein dalam tubuhnya habis, namun tiba-tiba Hyunwoo menahannya, dia menanyakan Goeun mau kemana, sementara waktu Goeun sudah tidak banyak lagi.
Hyunwoo benar-benar tidak habis pikir, bagaimana mungkin Goeun mau pergi disaat seperti ini, semua orang sedang sibuk dan Goeun mau pergi tanpa izin.
Karena Goeun sudah buntu, dia tidak tau mau memberikan alasan apalagi, akhirnya dia pura-pura menangis di depan Hyunwoo dengan alasan dia tidak bisa melakukan hal itu, dia sangat stress karena terus dikejar tenggat waktu, itu semua menakutkan dan dia membencinya. Lalu kabur hahahaha dasar Goeun.
Hyunwoo mau mengejar tapi kehalang truck yang lewat.
Donggu datang dan mengatakan kepada Jungsuk kalo Goeun juga nggak ada, lalu Jungsuk menunjukan ponselnya kalo Yena telphone lagi dan Donggu member isyarat untuk tidak mengangkatnya.
Saat itu Hyunwoo masuk ke kantor dengan langkah yang sedikit lebih cepat dari biasanya, Donggu dan Jungsuk langsung menanyakan keberadaan Goeun, karena mereka belum menerima revisian chapter pertama, Hyunwoo mengatakan jika dia yang akan melakukan hal itu agar mereka bisa menyelesaikan tugas mereka dengan baik, lalu dia pergi.
Hyunwoo pergi ke toilet, bukan hanya bagi asistennya tapi ini juga berat untuknya. Dia menghembuskan nafas dengan kasar, berharap setelahnya bebannya akan sedikit hilang, dan kepercayaannya sedikit terkumpulkan.
Seulbi yang sekarang sudah bukan menjadi Goeun lagi berjalan menuju Shimkongtoon dengan percaya diri, tapi tidak juga pada akhirnya dia bersembunyi, dia tidak seberani itu.
Dengan tubuhnya sebagai Seulbi, ini gila. Mana mungkin dia pergi ke Shinkongtoon dengan begini, tapi berfikir tentang gradasi dan pewarnaan itu akan sangat menyulitkan mereka untuk menyelesaikannya.
Seketika bayangan tentang Hyunwoo yang memintanya untuk tidak saling bertemu lagi terbayang diingatan Seulbi, hal itu membuat Seulbi melangkahkan lagi menuju ke
Shimkongtoon dan untuk akhirnya bersembunyi lagi, dia sangat tau jika Hyunwoo jika sudah mengatakan sesuatu berarti itu benar adanya, dia sudah tidak mau bertemu Seulbi lagi, semua kenyataan itu membuat Seulbi gila, buntu, dia harus apa sekarang.
Tapi fakta bahwa Hyunwoo tidak pernah menyelesaikan pekerjaannya melebihi tenggat waktu membuat Seulbi yakin, bagaimanapun nanti, apapun nanti dia akan tetap membantu Hyunwoo.
Hal pertama saat Seulbi sampai di dalam adalah menghindari ruangan Hyunwoo, sebisa mungkin jangan sampai Hyunwoo melihatnya, dan langsung menuju meja Donggu yang orangnya sedang fokus dengan pekerjaannya lalu meminta Jungsuk untuk melihat hasil gambarnya yang dimana tiba-tiba Seulbi yang menjawabnya, menawarkan diri untuk memeriksa gambar Donggu, dan Donggu kira itu Goeun tapi setelah menoleh ke belakang itu Seulbi, karena terlalu terkejut dia sampai pingsan hahahahaha. Seulbi langsung panik, mencoba membangunkan Donggu.
Dan keributan diluar menarik perhatian Hyunwoo, dimana akhinya dia melihat Seulbi dan keluar dari ruangannya.
Dengan marah Hyunwoo menanyakan apa yang dilakukan Seulbi disana, Seulbi beralasan kalo dia mendapatkan telepon dari Goeun, tapi Hyunwoo tidak menerima alasan apapun dan meminta Seulbi untuk segera keluar. Dengan masih emosi, Hyunwoo kembali ke ruangannya. Donggu dan Jungsuk benar-benar tidak paham dengan apa yang sedang terjadi.
Seulbi lalu ikut masuk keruangan Hyunwoo.
Seulbi : “Jagga-nim tolong dengarkan apa yang ingin kukatakan.”
Hyunwoo : “Ambil semua barang-barangmu dan pergi.”
Seulbi : “Webtoon ini istimewa bagiku.”
Hyunwoo : “Bagaimana kau bisa mengatakan itu pada saat seperti ini?”
Seulbi mengakui kesalahannya karena telah berbohong, tapi dia sudah ikut dalam proyek ini dari tahap perencanaan dan paling penting mereka tidakk boleh terlambat dari pengajuan pertama. Tapi bagi Hyunwoo entah mereka terlambat atau tidak itu bukan lagi urusan Seulbi.
Seulbi memohon kepada Hyunwoo, dia tidak meminta di jadikan sebagai asisten lagi, setidaknya untuk episode pertama dia ingin menyelesaiannya dengan baik dan mengirimkannya. Sekali lagi, dengan keras kepala, Hyunwoo mengatakan kalo dia bisa mengatasi semua itu dan meminta Seulbi untuk keluar.
Donggu dan Jungsuk yang dari tadi melihat dari luar pintu akhirnya membuka pintu ruangan Hyunwoo, mereka tidak menyetujui itu, bahkan sekarang, wakil ketua tim menelepon setiap 30 menit untuk menanyakan apakah mereka sudah selesai. Lagi pula Goeun tidak bisa dihubungi.
Mendengar mereka menyapaikan apa yang mereka rasakan, Hyunwoo mulai berpikir, dia melihat jam tangannya. Seulbi juga masih meyakinkannya, dia akan bekerja dengan cepat untuk memeriksa pekerjaan yang lain dan akan mengirimkannya pada Hyunwoo.
Hyunwoo : “Jangan salah paham, ya? Kau tidak dimaafkan sebagai imbalan untuk ini.”
Seulbi : “Tentu saja. Aku bahkan tidak memimpikannya.”
Hyunwoo agak tersentuh mendengar kalimat terakhir Seulbi, tapi dia tidak mau kelihatan goyah, melihat keluar, Donggu dan Jungsuk sudak menunggu, Hyunwoo berkata, “Kenapa? Apa kau tidak memulai menggambar?” mendengar itu Seulbi tersenyum.
Donggu dan Jungsuk sangat senang karena ada Seulbi. Mereka benar-benar bekerja dengan serius dan mengerahkan semua tenaganya hingga akhirnya chapter pertama selesai, sebelum mengirimkannya, Hyunwoo memeriksa gambarnya, baru setelah dirasa semuanya sudah selesai, dia menguploadnya.
Hyunwoo memeriksa jam, ya jam 9 kurang 15 menit lagi lalu dia mengirim pesan kepada Yena, meminta Yena mengkonfirmasi tanda terima jika itu bagus dan mengatakannya pada Hyunwoo.
Mereka lembur sampai pagi, untuk beberapa saat Hyunwoo memejamkan matanya.
Hyunwoo keluar dari ruangannya dan melihat yang lain sudah tertidur karena lembur semalaman, dia tersenyum tidak percaya semuanya tidur begitu saja.
Lalu dia membangunan mereka, setelah memberikan sarkas yang aku tau itu candaan aja. Dia melirik kearah Seulbi sebentar, lalu mengalihkannya. Karena semua orang sudah bekerja dengan baik, dia meminta mereka untuk istirahat sebentar lalu makan dan mereka sangat senang mendengar hal itu.
Terutama Jungwon, dia langsung bergabung saat mendengar kata makan dan pastinya dia yang paling bersemangat. Reaksi Hyunwoo seperti biasa, selalu tidak suka dengan sikap Jungwon yang seperti itu, parasit.
Hyunwoo menyerahkan masalah menu biar mereka saja yang menentukan. Mereka sangat senang dan langsung saling berpelukan sambil perputar, yang hal itu sekali lagi membuat Hyunwoo tidak habis pikir.
Dia menepuk bahu Seulbi, dengan gengsi dia meminta Seulbi untuk menyuruh Goeun bersiap-siap dan datang ke kantor. Yang lain heboh membahas menu mereka, sementara Seulbi terlampau merona hanya karna apa yang Hyunwoo katakana barusan.
Di kantornya, Yena sedang memeriksa chapter pertama yang tadi Hyunwoo kirimkan, dan berkomentar lumayan. Selagi mengecek webtoon itu dia mendapati inisial yang mungkin sengaja Seulbi tandai untuk karyanya.
Yena : “Apa ini? ‘S’ untuk Lee Seulbi dan ‘H’ untuk Im Hyunwoo lagi? Ahhh dia menandai buatannya sampai hari terakhir.”
Walaupun itu membuat kesal tapi Yena tidak akan mempersalahkannya, toh dia tidak akan melihatnya lagi.
Donggu, Jungsuk dan Seulbi ada di toserba atau kalo di Indonesia ini namanya mini market, mereka makan bareng bertiga, nggak tau gimana sama Hyunwoo dan Jungwon.
Saat Seulbi mau minum alkohol langsung tidak diperbolehkan sama Jungsuk dan Donggu, karna belum lama ini kan Seulbi baru operasi usus buntu, Seulbi baru ingat kalo dia berbohong tentang hal itu. Tapi Seulbi tetap ingin meminumnya, satu gelas saja, dia tidak bisa tidur nyenyak setelah begadadang semalaman tanpa minum alkohol, Donggu kasian tapi juga lebih menyayangi kesehatan Seulbi, tapi akhirnya Seulbi mencuri satu tegukan alkohol juga darinya.
Menyampingkan masalah alkohol, dengan mengaduk ramyeonnya, Donggu mulai membahas tentang Goeun, dia merasa Goeun pasti banyak urusan dilihat dia yang tiba-tiba menghilang beberapa hari yang lalu, Jungsuk juga setuju.
Donggu tiba-tiba tersadar, lalu dia menanyakan apakah ada masalah antara Hyunwoo dan Seulbi, dengan hati-hati Seulbi menjawab kalo Hyunwoo benar-benar sudah kecewa dengan dia, dan meminta mereka untuk tidak membicarakan masalah itu.
Donggu : “Nuna akan berbaikan dengan jagga-nim, kan?”
Seulbi : “Tentu saja.” Seulbi menjawab itu dengan tidak yakin, tapi itu juga yang mendai harapannya.
Donggu mengatakan kalo dia ingin bekerja dengan nunanya itu untuk waktu yang lama, Seulbi sangat terharu untuk diakhir Donggu menyebutkan nama Goeun hahahahaha, Seulbi langsung marah, mereka becandanya emang gitu.
Hyunwoo dan Jungwon sedang jogging di taman, tapi mereka berselisih jalan, saat Jungwon melihat Hyunwoo dia langsung menghampirinya, biasa tujuannya gangguin. Jungwon merasa aneh karena setelah begadang semalaman Hyunwoo masih bisa jogging seperti ini, dan Hyunwoo mengatakan kalo dia tidak bisa tidur nyenyak sebelum dia melakukan hal itu. Saat ditanya kenapa Hyunwoo punya banyak asisten, dia hanya tersenyum. Tiba-tiba Jungwon merasa penasaran akan hal itu.
Seulbi bukannya pulang malah tidur di sembarang tempat di caffe Dewa itu, Dewa itu mencoba membuka mata Seulbi untuk memastikan apa Seulbi benar-benar tidur. Diganggu seperti itu akhirnya Seulbi terbangun.
Dewa : “Aigoo. Kau bilang kau terlalu sensitive untuk tidur di luar.”
Seulbi : “Aku lupa. Ada makan malam tim yang harus ku hadiri.”
Seulbi langsung panik mengingat itu, dia buru-buru minta di ambilkan menunya.
Karena hari ini makan malam tim, Seulbi butuh sesuatu yang berbeda dan pastinya special. Jadi Seulbi memilih Espresso, kopi produktif yang bersenjatakan karisma.
Sebelum meminum kopinya, Seulbi menanyakan makna dari mantra ‘kappa kappa kappa’
Dewa : “Astaga. Kappa berarti ‘kekuatan’ dalam bahasa Etiopia. Etimologi kopi kappa. Kekuatan!”
Baru setelah mendengar itu Seulbi dengan yakin membaca mantranya lalu meminum kopi yang sudah barusan dibuat.
Goeun berjalan dengan tersenyum, kali ini dia lebih percaya lagi dari biasanya. Orang-orang masih seperti biasa, selalu memperhatikan setiap dia melewatinya.
Pandangan Goeun teralih pada keributan dipinggir jalan, dimana semua orang hanya menonton tanpa melerai atau berusaha membantu. Dua preman sedang memarahi seorang nenek yang katanya tidak membayar sewa tempat, nenek itu mengatakan alasannya, dia tidak mendapatkan banyak uang sekalipn menjual semua dagangannya dan meminta preman itu untuk membiarkannya kali ini saja. Ya tentu saja preman itu mana mau.
Nenek itu bahkan sampai berlutut dan malah ditendang oleh preman itu dan memporak-porandakan dagangannya, kacau sekali.
Melihat itu Goeun tidak terima, dia berusaha menantang preman itu, sebelum memukul nenek itu pukul saja dirinya. Dan bagi preman itu karna Goeun cantik bukan berarti dia tidak berani padanya. Preman itu udah siap memukul Goeun, tapi pukulan itu ditahan oleh Hyunwoo yang entah dari mana tiba-tiba datang.
Preman itu tentu terus merasa tidak terima, selalu ada saja orang yang ikut campur atas masalahnya. Mereka saling adu hantam. Hyunwoo mendapat satu pukulan karenanya. Dan keadaan benar-benar kacau, untung saja polisi segera datang.
Sementara kedua preman itu kabur, Goeun ingin melihat luka Hyunwoo, namun Hyunwoo lebih memilih membantu sang nenek dulu, dia membantunya berdiri dan mendudukannya pada kursi yang biasa nenek itu duduki untuk berjualan.
Sedangkan Goeun langsung merapikan dagangan nenek itu.
Goeun : “Nenek, aku akan membeli semua ini.”
Mendengar Goeun berkata seperti itu Hyunwoo tertawa, tawa yang amat langka dan manis. Apakah dalam tawanya ada perasaan magis yang juga dia rasakan? Semisal jatuh cinta pada penyebab dia tertawa?
Bersambung..