Pengumuman

Untuk sementara Enamhari akan libur update dulu ya, untuk berapa lamanya belum tau. Semoga secepatnya bisa kembali update sinopsis lagi ya. :)

Les Bahasa Korea Online

✔️Materi dasar
✔️sistem via chat wa, materi-soal-kerjakan-koreksi
✔️tidak ada waktu2 tertentu karna aku yg akan menyesuaikan waktu kamu
✔️les bisa dimulai setelah menyerahkan bukti tf
✔️50k/bln.

*kalo ada yg ditanyakan bisa wa ke 085852727245

Terima kasih ❤️

SINOPSIS COFFE PLEASE EPS 4 PART 2

January 25, 2019
All images credit and content copyright by Channel A


Di drama ini buat nerjemahin setiap gerak-gerik tokohnya tu sulit banget, dari yang mulai Hyunwoonya sendiri, atau Jungwon. Ekspreksi mereka tu sulit ditebak.


Aku sering bingung emosi macam apa yang setiap tokoh itu rasakan, samar, padahal ini udah di episode 4. Bahkan perasaan Hyunwoo ke Seulbi atau Goeun aja masih sama abu-abunya, nggak jelas. Mau bilang suka tapi takut salah hahahaha.

Kalo biasanya aku nulis bagian pembukaan dulu baru sinopsis, disini aku kebalik, setelah epiode 4 part 2 aku buat baru aku tulis pembukaannya.

Setelah nulis sampai selesai, aku mikir sebenernya setiap tokoh ini ada apa, kenapa? Perasaan macam apa yang mereka rasakan, emosi macam apa yang coba mereka sampaikan, dan aku belum nemu jawaban itu.

Oh iyaa, tadi aku nonton drama The Crowned Clown, awalnya aku team raja asli, berharap dia bakal berubah tapi ternyata sikapnya makin nggak banget, terus waktu raja palsu muncul aku jadi team dia, sampe episode ke 5 dan tadi di akhir episode 6 aku galau mau di team mana dong wkwkwkwkwkw, tadi raja aslinya kasian banget soalnya, aku nggak tega. Ratukan wanitanya raja, nah ini malah wanitanya jalan sama cowok lain. Kalian team mana? Jangan bilang team Yeo Jingo hahahhaha kalo itumah pasti ya.



EPISODE 4 PART 2

Setelah kejadian tadi, Goeun dan Hyunwoo duduk di taman, Goeun mengobati sudut bibir Hyunwoo yang luka karena pukulan tadi, dia sangat khawatir dan menanyakan keadaan Hyunwoo. Tapi yang diberi pertanyaan malah menanyakan hal lain, Hyunwoo menanyakan tentang keadaan Seulbi kepada Goeun, tentu dengan muka yang seolah tidak peduli.

Goeun : “Dia tampak lelah karena begadang semalaman. Dia menyuruhku pergi sendiri.”

Setelah mendengar kabar tentang Seulbi, Hyunwoo lantas beralih pada Goeun yang begitu berani menhadapi para preman tadi, tapi dia malah lari ketakutan dengan tenggat waktu, Goeun sudah bingung mau mencari alasan apa tapi akhirnya dia menemukannya, katanya kepalanya sakit dan dadanya sesak.

Hyunwoo : “Kau pikir aku tidak takut?”

Goeun terkejut mendengar Hyunwoo mengatakan hal itu, mungkin karena Hyunwoo bukan orang yang dengan mudah mengatakan apa yang dia rasakan dan tiba-tiba saja Hyunwoo mengatakan hal itu padanya.

Dengan mata yang menatap Goeun, Hyunwoo berkata, “aku juga takut dengan tenggat waktu.”
Goeun mencoba mencerna apa maksud tujuan Hyunwoo mengatakan hal itu padanya.

Hyunwoo : “setiap hari akan menjadi tenggat waktu dan medan perang mulai sekarang, apa kau akan melarikan diri setiap saat?”

Dengan yakin Goeun menjawab tidak, dia tidak akan melakukan hal itu lagi.

Hyunwoo : “Menggambarlah lseperti yang kau lakukan sebelumnya sampai selesai.”

Goeun masih tertegun saat Hyunwoo mengajaknya pergi dari taman, dan mulai berjalan sambil membawa beberapa plastik yang berisi sayur lalu Goeun mengikutinya.




Hyunwoo datang ke tempat janjian dengan anak-anak Shimkong toon, disertai Goeun yang berjalan dibelakangnya. Melihat Hyunwoo sudah datang jadi Donggu menyapanya, dan saat melihat Goeun dia menyapa dengan antusias, begitupun Goeun juga menyapanya dengan hal yang sama tapi saat melihat Yena dia jadi sedikit malas, bukan dia saja Yenapun sebaliknya.

Donggu memuji Goeun yang hari ini sangat kelihatan cantik dan seperti biasa Yena dengan tatapan mengancamnya, tidak terima. Dan Donggu balik memuji Yena juga selalu cantik seperti biasanya.

Setelah duduk, Hyunwoo memperhatikan apa saja menu yang mereka pilih, ternyata ikan Hagfish. Donggu mengatakan jika ikan itu memiliki tekstur yang kental sehingga enak jika dinikmati dengan soju. Semua orang setuju dengan hal itu, memperhatikan wajah Hyunwoo membuat Yena tersadar jika ada memar di sudut bibirnya, hal itu membuatnya khawatir. Hyunwoo mengatakan itu bukan apa-apa dan Jungwon malah mengira jika dalam perjalanan kerestoran pasti Goeun sudah menghajarnya hahahahaha.




Goeun hanya tersenyum mendengar jawaban itu, Hyunwoo menyangkalnya lalu memberikan plastik berisi bawang putih kepada Jungwon, agar Jungwon berubah jadi manusia hahahaha memangnya dia vampire. Goeun juga ikut membagikan sayuran yang tadi dia beli, tauge untuk Donggu, bayam untuk Jungsuk, dan untuk Yena dia memberikan lobak kering, tapi karna pengucapan lobak kering dan sampah hampir sama dalam bahasa korea maka Yena marah, Hyunwoo saja sampai terkejut karena Goeun pasti sengaja menekankan kata sampah dari pada lobak kering, dan Jungwon sebagai orang yang menenangkan Yena agar tidak emosi, dan mengatakan kalo itu lobak kering.
Dengan sinis Yena mengatakan dia tidak menyangka akan bertemu dengan Goeun lagi dan tentu Goeun membalas sindiran itu.

Untuk mencairkan suasana Donggu bertanya tentang Seulbi kepada Goeun.

Goeun : “Dia bilang dia sedang lelah, jadi dia akan tidur lagi. Dia juga sedang diet sekarang.”

Mendengar kata diet membuat Donggu tertawa, bagaimana mungkin diet sedangkan tadi pagi Seulbi masih melahap corndog dan satu sup mi ukuran besar, Goeun beralasan jika makan satu hari itu termasuk diet, Yena juga menertawakan hal itu, mana mungkin Lee Seulbi diet. Semua orang juga setuju itu, kecuali Hyunwoo yang dari detik pertama membicarakan Seulbi langsung meminum sojunya, dan sedikit tidak menyukai pembahasan ini.

Perihal Seulbi yang diet ini terus menjadi candaan Yena, dan Goeun tentu tidak menyukai itu.




Dalam bayangan Goeun, di mana seulbi adalah mafia dan Yena sebagai sanderanya. Dia duduk berhadapan dengan Yena yang saat itu sudah sangat lusuh dan kacau, didepan Yena ada meja dan semangkuk makanan. Dia bertanya apa bagi Yena dia terlihat seperti lelucon, yang tentu dalam bayangan Goeun itu Yena sudah ketakutan. Tidak lupa dalam bayangannya ada Donggu dan Jungsuk yang menjadi bodyguardnya. Bayangan itu hilang ketika Hyunwoo menengahi obrolan mereka.




Hyunwoo : “jangan membicarakan orang yang tidak ada di sini.”

Yena : “Baiklah kalau begitu. Bagaimana kalau kita bersenang-senang dengan orang-orang yang ada di sini? Permainan lipat jari, setuju?”

Mereka sebenarnya tidak setuju, terutama Hyunwoo yang menganggap permainan seperti itu sungguh kekanakan, tapi Yena segera memulai permainan tanpa aba-aba, yang harus mau tidak mau semua orang ikut main juga.

Dan dari situlah permainan itu dimulai, Yena hanya menargetkan Goeun dan Goeunpun sebaliknya, yang kalah akan selalu meminum soju.

Mereka bermain dari yang awalnya semangat sampai sudah lemas karna mabuk. Permainan terakhir yang seharusnya tidak terakhir itu pemenangnya Yena, Goeun kalah dan harus minum soju lagi, sementara Goeun sudah tidak kuat minum tapi gengsinya lebih besar, mana mungkin dia mau mengalah dari Yena.



Goeun terus bergumam meyakinkan jika dia bisa meminumnya sekali lagi, Hyunwoo yang setengah mabuk itu memperhatikannya dan langsung mengambil gelas yang akan di minum Goeun, semua orang terkejut yang tentu Yena lebih terkejut.

Goeun : “Jagga-nim…”

Hyunwoo : “Apa kau tidak akan bekerja besok?”



Melihat itu Yena sangat terluka, sementara Goeun sedang bahagia-bahagianya, dia mengambil gelas yang baru saja di pakai Hyunwoo, dan tersenyum memandangnya.




Yena dan Hyunwoo sedang bicara berdua di luar.

Yena : “Ya, Im Hyunwooo. Bagimu aku ini apa?”

Hyunwoo : “Teman. Teman baik yang membuatku merasa nyaman. Persis seperti Jungwon.”

Yena : “Itu saja? Kau! Tidak bisakah kau sedikit lebih jujur?”

Hyunwoo : “Aku tidak pernah menyembunyikan apapun darimu, Yena. Kau sudah mabuk berat. Akan kupanggilkan taksi.”

Yena : “Apa kau tau tentang cinta dan berpacaran? Aku mengenalmu lebih dari orang lain dan tidak ada wanita lain yang lebih cocok denganmu daripada aku, jadi berhentilah menghindar dan akui saja.”



Saat itu Jungwon datang, dia tidak mendekat, hanya melihatnya dari kejauhan. Sorot mata itu hanya menatap Yena, sorot mata yang anehnya tidak terbaca. Marah? Kasian? Atau cinta?

Hyunwoo : “Seperti yangkau katakan, aku tidak tau apa-apa soal cinta dan pacaran. Tapi, kurasa aku tidak memiliki perasaan seperti itu padamu.”

Yena : “Ya.. Im Hyunwoo.. “

Hyunwoo : “Aku merasa nyaman seperti sekarang ini.”

Yena sudah tidak tahan lagi, kini amarah, kecewa dan tangisan menjadi satu, saat itu Jungwon baru mendekat dan melerai Yena yang akan memukul putus asa pada Hyunwoo. Pada Hyunwoo, Jungwon memintanya untuk pulang terlebih dahulu, biar dia yang mengantar Yena pulang.”
Saat mereka pergi Hyunwoo terlihat sedikit kecewa pada dirinya sendiri, dia membuat Yena terluka karenanya.



Goeun masih memandangi gelas yang tadi, saat Hyunwoo kembali. Donggu langsung menanyakan tentang Yena tapi tidak di jawab oleh Hyunwoo.



Saat kembali duduk, Hyunwoo langsung minum dan diperhatikan oleh Goeun jadi dia balik menatapnya, detak jantung Goeun semakin tidak beraturan, dan kafein dalam tubuhnya yang tinggal 11% itu semakin berkurang.




Goeun terus mengumpat, sungguh dia masih sangat ingin berada disana sampai akhir tapi kafein dalam tubuhnya tidak bisa di ajak kompromi sama sekali, umpatan-umpatan kecil itu diperhatikan oleh enam mata sekaligus, mereka menatap aneh tapi Goeun tidak menyadari itu. Sampai Hyunwoo menegurnya dan menanyakan apa dirinya baik-baik saja.


Tubuhnya mulai bereaksi dan mereka semakin menatap aneh, untung saat itu Hyunwoo mendapat panggilan dari ketua tim, jadi dia permisi dulu sekalipun sebenarnya masih penasaran ada apa dengan Goeun.

Hyunwoo yang pergi itu menjadi kesempatan Goeun untuk kabur, sebelum itu dia masih sempat-sempatnya membawa gelas yang tadi di pakai Hyunwoo. Goeun izin pulang kepada Donggu dan Jungsuk sambil berlari karna waktunya sudah mepet.



Di tempat Jungwon, disanalah Yena sedang berada. Dengan putus asa dia meminum soju lagi dan mulai menumpahkan segala isi kepalanya kepada Jungwon.

Yena : “Kau melihat bagaimana Im Hyunwoo meminum alkohol untuk Oh Goeun, benar, kan? Kau melihatnya, kan?”

Jungwon dengan gaya sok acuhnya mengatakan jika Yena terlalu berlebihan hari ini, Yena tidak terima karena sikap Hyunwoo yang mepekerjaan Goeun tanpa berdiskusi dulu dengannya dan juga hari ini.

Jungwon : “Hyunwoo pasti sudah mempertimbangkan banyak hal sebelum dia mempekerjakan Goeun.”

Yena : “Ya, kenapa kau berpihak padanya?”

Dengan tersenyum Jungwon mengatakan kalo dirinya selalu ada dipihak Yena. Dan Yena yang masih kesal tidak mau berbicara dengan Jungwon lagi dan langsung keluar, diikuti dengan Jungwon yang mengejar dibelakangnya.


Kepada Hyunwoo dan Jungsuk, Donggu berkata Goeun pasti putrid salju, karna dia selalu menghilang sebelum tengah malam, hahahaha dan Jungsuk membenarkan mungkin yang dimaksud Donggu Cinderella.

Kepada dua asistennya itu Hyunwoo menanyakan tentang pekerjaan Goeun dikantor, apa dia bekerja dengan baik. Donggu dengan semangat mengatakan kelebihan Goeun, dan semuanya adalah pujian tentang kecantikan Goeun, tapi Hyunwoo sedang tidak ingin bercanda jadi Donggu meralatnya.

Donggu : “Aku menyukainya. Keterampilan menggambarnya mirip dengan Seulbi, jadi tidak terasa asing.”

jungsuk menyetujui apa yang barusan Donggu katakan. Dengan menuang soju ke gelas Hyunwoo, Donggu menanyakan pendapat Hyunwoo tentang Goeun. Dengan pandangan menerawang Hyunwoo menjawab,

Hyunwoo : “itu adalah jumlah minuman yang harus dia minum untuk menjadi asistenku.”

Donggu dan Jungsuk mendengar hal itu tidak bisa menanggapinya.




Dirumahnya, Ahreum sedang bersama pacarnya yang katanya mirip Park Bogum padahal aslinya jauh banget, mereka lagi dinner ala-ala. Mereka hampir berciuman sebelum tiba-tiba Seulbi datang dengan gaduh. Lantas automatis terdiam saat melihat ada pacar Ahreum.


Ahreum langsung membawa Seulbi keluar, dia memarahi Seulbi dan bertanya apa Seulbi tidak membaca pesan yang dia kirimkan, Seulbi buru-buru membuka ponselnya, oh iyaa Ahreum menyuruhnya untuk tidak pulang hari ini. Ahreum mengusir Seulbi, pergi kemana saja asal jangan pulang dulu, lalu memberi Seulbi beberapa uang. Seulbi tidak mau, dia kurang tidur dan sedih jadi dia benar-benar kehabisan tenaga. Tapi Ahreum tidak pedulu karena dia juga sedang ribet dengan pacarnya itu.



Dan tujuan Seulbi tidak lain dan tidak bukan adalah caffe milik Dewa, dengan masih mabuk dia terus memandangi gelas yang tadi dia bawa.

Dewa : “ini adalah kedai kopi bukan panti social. Kenapa ka uterus datang ke sini untuk tidur?”

Yang di ajak bicara sama sekali tidak menanggapi, terlalu mabuk dan bahagia.

Dewa : “Jika kau mencampur rosemary ke dalam espresso, itu adalah obat untuk insomnia. Minumlah ini lalu tidur.”


Seulbi meminumnya tanpa protes.

Seulbi : “tapi, sebenarnya aku tidak yakin apakah aku bisa tidur malam ini.” Seulbi menjawabnya dengan tersenyum.

Dewa : “Kenapa kau membawa gelas itu? Jika ka uterus melakukan itu, kau akan menjadi pecandu alkohol.”

Seulbi : “Bukan seperti itu! Semua itu karena aku adalah Oh Goeun.”

Dewa itu tidak mengerti apapun yang sedang Seulbi bicarakan, dia bertanya apakah Seulbi begitu menyukai hidup sebagai Oh Goeun, dan Seulbi mengiyakan itu dengan tersenyum.

Seulbi : “Tapi, apa kau tau apa yang paling penting dari semua itu? Dia tidak menyebabkan masalah.”

Bersambung..

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Penulisan markup di komentar
  • Untuk menulis huruf bold gunakan <strong></strong> atau <b></b>.
  • Untuk menulis huruf italic gunakan <em></em> atau <i></i>.
  • Untuk menulis huruf underline gunakan <u></u>.
  • Untuk menulis huruf strikethrought gunakan <strike></strike>.
  • Untuk menulis kode HTML gunakan <code></code> atau <pre></pre> atau <pre><code></code></pre>, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.

Disqus
Tambahkan komentar Anda

No comments